SURAT KECIL UNTUKMU, ENTAH SIAPA.. - Sajak Pelukis Jejak

Sajak Pelukis Jejak

Disaat jejak mulai berpijak, Disitulah sajak mulai bersejak.

Selamat Datang di Blog Mata Sami

Monday, November 26, 2018

SURAT KECIL UNTUKMU, ENTAH SIAPA..

Pernahkah kau ada dititik dimana hidumu begitu nyaman, bahagia, terbiasa sendiri; melakukan semua yang kau mau tanpa ada yang melarang (jangan ini jangan itu) dan meyakini bahwa kesendirian laksana burung diangkasa yang bebas menggepakkan sayapnya kemanapun ia mau, namun kau tetap merasa ada yang kurang? Seakan ada satu bulu sayapmu yang patah, jatuh lalu hilang entah dimana. Tapi kau tak mencarinya, berharap dia datang dengan sendirinya. Adalah sebuah kemustahilan yang mungkin terjadi.

Semestaku saat menunggumu penuh dengan kehampaan dan hampir saja aku lupa caranya menjalani kehidupan. Siang-siangku hanya dihiasi oleh canda tawa para sahabat yang selamanya ada dalam suka duka. Malam-malamku hanya berisi kumpulan PR yang harus rela ku bagi dengan jam tidur, namun untuk menjadi kelelawar malam adalah hal biasa bagi seorang pecinta insomnia sepertiku. Tak jarang aku dengan setia menemani sang rembulan yang selalu tersenyum sendirian dimalam gelap hingga akhirnya mentari datang mengusirnya tanpa permisi.

Pagi-pagiku hanya ditemani segelas kopi, sang inspiratorku. Iya, bagiku kenikmatan kafein melahirkan sebuah insirasi. Aku terkadang bertanya inikah yang bernama konspirasi ? bagaimana tidak, selalu saja ada ide yang muncul bersama kenikmatan disetiap teguknya. Bahkan karena persekongkolan inilah yang membuatku memberanikan diri menulis tentangmu, sebuah surat kecil untukmu.

Dirimu, entah siapa ?

Kau, tak tau siapa dirimu, dimana keberadaanmu sekarang. Entah sejauh langit atau sedekat langit-langit, bagiku kau bintang yang kupuja setengah mati. Kau yang tiba-tiba menjadi pusat semestaku, apa-apa selalu tentangmu. Kau, entah sedang menantiku atau menantinya,  bagiku kau pantas untuk semua penantian.

Kau, yang mungkin sedang bersamanya, aku harap dia yang numpang lewat itu adalah guru terbaik, pengalaman terbaik yang akan kau belajar darinya. Tapi ingat, sebelum kau menoleh lagi ke belakang, ada aku yang menantimu didepan. Kau, yang entah sedang bahagia atau menderita, aku yakin kau akan baik-baik saja. Maafkan aku yang tidak menjagamu sekarang, tapi aku percaya, tuhan tidak pernah tidak melindungimu. Karna kau adalah rahasia tuhan, separuh aku yang hilang.

Maka, izinkanlah aku menulis untukmu, tentangmu, meski aku tidak tahu apakah surat ini sampai ditanganmu, tangan yang kelak tak akan ku lepaskan atau hanya terdampar ditangan orang lain, tangan yang tak mungkin pernah ku genggam.

Izinkanlah aku mengabadikan penantian ini, agar saat kita berjumpa, kau akan mendapati sebuah lemari bernama hati yang masih terkunci rapat-rapat. Kebetulan lemari itu milikku, aku pegang kuncinya tetapi isinya milikmu sutuhnya. Ada poster namamu disana yang telah diselimuti debu-debu kerinduan, pertanda sebuah penantian panjang yang baru saja dilalui. Namun debu-debu itu sirna begitu saja, pergi tanpa pamit, hilang tanpa jejak karena kehadiranmu. Lagi-lagi dirimu, entah siapa ?

Pagi datang lagi, membangunkan ku dengan kicauan burung dan mentarinya. Hari yang berbeda, waktu yang berbeda, masih dengan penantian yang sama. Seperti menanti cahaya, tak menyerah walau langkah melemah. Namun dalam penantian panjang ini, aku mulai bertanya-tanya penuh keraguan. Pantaskah kau kunanti? apa kau juga sedang menungguku? hanya untukku kah dirimu? lantas siapa gerangan dirimu? apakah diantara tujuh milyar manusia dibumi kau kah yang bersayap itu? ataukah kau malaikat yang sedang menyamar? Entahlah.. siapapun dirimu, ku yakin kau bukan manusia biasa-biasa.

Untukmu pemilik tunggal surat ini, dimanakah dirimu? Apakah kau sudah kembali kelangit, tempat semestinya bintang berada? Atau telah kembali ke kayangan? Ataukah kau sudah didepan mata cuma aku yang belum melihatmu? Mungkin aku sudah melihatmu tapi terlambat menyadarimu? Atau kau yang pernah menoleh kearah lain ketika sebuah ketulusan datang menghampirimu? Ah pusing.. intinya dimanapun dirimu, walau digalaksi terjauhpun, alam raya akan mengembalikanmu padaku. Aku yakin itu.

Untukmu setengah aku yang hilang :

Aku selalu menunggumu, siapa sosokmu, entah..

Aku selalu menunggumu, yang mungkin sedang menunggunya, entah..

Aku selalu menunggumu, yang mungkin juga sedang bersamanya, entah

Aku akan menunggumu, yang mungkin masih mengejar impian dibangku sekolah

Aku akan menunggumu, yang mungkin sedang sibuk dengan tugas kuliah

Aku akan menunggumu, yang mungkin sedang bekerja mencari nafkah

Aku akan menunggumu, yang mungkin sedang bersedih dan susah

Aku akan menunggumu, yang mungkin sedang bahagia dengan senyum indah

Aku akan menunggumu, yang mungkin sedang menabung dengan susah payah

Aku akan menantimu, hingga kita ke pelaminan mengikat janji untuk menikah

Aku selalu menanti saat-saat dimana 9 bulan kita dipenuhi resah

Aku selalu menanti saat-saat kita menjadi bunda dan ayah

Aku juga selalu menanti saat dimana raga kita berdua renta dan lelah

Aku sanggup menantimu hingga nafasku berakhir sudah

Karena sampai aku kembali menjadi tanah, menantimu tak pernah bosan dan salah

Suratku ini telah tiba pada ujungnya, kuharap kau membacanya dengan senyuman; menikmatinya dengan secangkir kopi sama sepertiku kala menulis surat ini atau dengan teh saja jika kau bukan penikmat kopi.

Mungkin setelah membaca suratku, kau jadi penasaran dan bertanya-tanya, siapakah aku sebenarnya. Ketahuilah bahwa aku hanyalah seorang pengecut, yang belum bisa menemukanmu, hanya mampu menantimu meski ku tahu bahwa aku akan selalu kalah oleh yang menunjukkan.

Aku seorang penulis yang murtad, yang hanya bisa mengungkapkan sebuah rasa dan kerinduan melalui surat tanpa mampu berkata langsung. Aku orang yang menunggumu, meski akan kalah oleh yang menyatakan. Aku mampu jadi rumah untukmu, menunggumu yang tak tahu arah pulang. Aku juga mampu memandangimu dari kejauhan tanpa berhenti mendoakan.

Oleh karena itu, rinduilah aku walau cuman sedikit sebagaimana aku merindukanmu dengan sangat, bukan karena jarak tetapi karena rindu adalah bagian dari rasa yang ada dalam dirimu. Tunggulah aku seperti aku yang menantimu tanpa tahu rasa, tanpa tahu malu dan tanpa tahu waktu.

Terima Kasih

Nama : Ahmad Samiun

9 comments:

  1. Luar biasa...
    Penantian itu pahit, apalagi tak tahu siapa yang kita nanti..
    Tapi percayalah penantian yg dibubuhi pementasan diri,tidak pernah berujung luka...
    Siapapun dia dan dimanapun dia sekarang, kamu tetap akan menemukannya diujung penantianmu..
    Kamu hanya perlu memantaskan diri agar diberikan yg pantas, karena Tuhan selalu adil dalam memberi...


    Luar biasa sahabat, tetaplah tekun...
    Sampai suatu saat, aku akan tersenyum bangga, lalu berkata dulu Ia bukan siapa-siapa

    ReplyDelete
  2. Aamiin..
    Terimakasih sahabat
    Terimakasih atas segalanya.
    Saya tidak akan pernah lupa kebaikanmu; kata2 motivasimu, kalimat2 penyemangatmu, tanpa mu saya tidak bisa apa2 hari ini..

    Dan jika sampai saat itu tiba, saya akan tersenyum bangga; berterimakasih padamu karena kau bagian dari skema kesuksesan yg saya raih .

    ReplyDelete
  3. Menantikan seseorang tanpa mengetahui siapa orang yg kita nanti adalah hal yang membosankan tetapi disertai dengan rasa penasaran. Tetapi percayalah bahwa di salah satu tempat di bumi ini, seseorang yang kamu nantikan itu sudah Tuhan persiapkan untukmu dan orang itu juga tengah berdoa agar segera dipertemukan denganmu.

    ReplyDelete
  4. Aamiin..
    Terimakasih sahabat
    Terimakasih dari lubuk hati terdalam atas segala motivasi dan kata2 penguatannya.
    Jika kelak saya sukses, kalianlah bagian dari skema kesuksesan yg saya raih.

    ReplyDelete
  5. Iya iya adik..
    Trimakasih banyak2.
    Adik juga smangat trus kuliahnya.

    ReplyDelete
  6. Masya Allah
    Senyum2 sndri bacanya..
    Smga segala urusanmu dipermudah saudaraku.
    Barakallahufiik

    ReplyDelete
  7. Aamiin
    Terimakasih atas doa dan dukungannya saudara..
    Smga Tuhan memberkahimu juga.

    ReplyDelete