Dia diasuh dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang, yang tak pernah berkurang. Justru makin bertambah dari hari ke-hari, minggu ke-minggu. Bulan ke-bulan, tahun ke-tahun. Hingga dia beranjak remaja, kasih sayang tersebut laksana sinar mentari yang tak kan sirna.
Waktu dengan cepat berganti, terkadang disesali karena pergi tanpa kompromi. Dengan siangnya yang cepat menjelma malam sunyi, malam akhirnya membuat mentari pagi bersinar lagi. Namun pagi dengan sejuk dan pesonanya bukit jabal malik, jadikan si bidadari kecil tumbuh cantik dan cerdik. Menjadi peribadi yang dewasa dan shalehah.
Walaupun terkadang ia masih menyesali, perihal waktu yang segera berganti tanpa permisi. Akhirnya ia pun sadar suatu hari, sebab waktu jualah yang mempertemukannya dengan sang pujaan hati. Kepada sosok pemuda tampan, yang katanya berkulit agak putih, berambut gondrong, berkumis agak tebal itulah ia melabuhkan hatinya untuk selamanya.
Walaupun terkadang ia masih menyesali, perihal waktu yang segera berganti tanpa permisi. Akhirnya ia pun sadar suatu hari, sebab waktu jualah yang mempertemukannya dengan sang pujaan hati. Kepada sosok pemuda tampan, yang katanya berkulit agak putih, berambut gondrong, berkumis agak tebal itulah ia melabuhkan hatinya untuk selamanya.
Perjalanan kisah cinta tidak semulus yang diharapkannya, lantaran sang pujaan yang berusia 2 tahun lebih muda. Laksana bahtera ditengah lautan, tak luput dari berbagai halangan dan rintangan. Segala hambatan dan tantanganpun datang silih berganti, lalu pergi sesuka hati.
Tetapi rasa mematikan logika. Cinta membuat segala yang mustahil menjadi mungkin. Dibawah bukit jabal malik, akhirnya mereka resmi menikah. Mengikat janji suci sehidup semati, dari ikatan inilah aku bisa melihat dunia yang fana ini.
Tetapi rasa mematikan logika. Cinta membuat segala yang mustahil menjadi mungkin. Dibawah bukit jabal malik, akhirnya mereka resmi menikah. Mengikat janji suci sehidup semati, dari ikatan inilah aku bisa melihat dunia yang fana ini.
Sedih dan terharu adalah rasa yang tak bisa dipungkiri, saat mengenang kembali kisah cintanya yang tak pernah goyah diterpa badai. Mereka tetap kokoh dilanda badai penderitaan selama membangun cinta, hingga membina rumah tangga.
Aku bangga dan salut atas janji suci yang mereka ikrarkan dulu, komitmen untuk sehidup semati. Walaupun akhirnya sang pujaan hati harus pergi lebih awal. Iyaa, sosok imam tersebut lebih dulu memenuhi panggilan sang Pemilik Cinta (semoga jannah adalah tempat tujuannya).
Aku bangga dan salut atas janji suci yang mereka ikrarkan dulu, komitmen untuk sehidup semati. Walaupun akhirnya sang pujaan hati harus pergi lebih awal. Iyaa, sosok imam tersebut lebih dulu memenuhi panggilan sang Pemilik Cinta (semoga jannah adalah tempat tujuannya).
Kepergian sosok panutan, meninggalkan duka mendalam. Kesedihan itu lantas membuat sang bidadari kembali menyalahkan waktu, yang dirasa belum saatnya menghadirkan pilu. Ia terus bersedih bukan karena cinta sejatinya yang pergi tak kembali lagi, bukan juga karena kehilangan pendaming hidup yang sangat ia sayangi. Tetapi lantaran keempat buah hatinya, masih membutuhkan kasih sayang ayah tercintanya. Dan benar aku sangat merindukan peluk hangatmu ayah.
Kini sang ibu harus lebih kuat tanpa kenal lelah, karena peran ayah yang harus diambil alih. Mau tak mau demi masa depan yang bersinar untuk anak anaknya, ia harus memerankan peran suaminya. Dan sekali lagi benar, ibu laksana aktor profsional yang memerankan perannya dengan baik.
Ibu menjadi benteng yang sangat kuat, menahan segala rintangan hebat. Ibu menjadi seorang pahlawan, selalu siap melawan segala ancaman. Ibu bekerja keras mencari sesuap nasi, agar anak anaknya bisa tidur dengan perut terisi. Aku bangga dilahirkan oleh wanita setangguh dirimu, wahai ibu.
Ibu menjadi benteng yang sangat kuat, menahan segala rintangan hebat. Ibu menjadi seorang pahlawan, selalu siap melawan segala ancaman. Ibu bekerja keras mencari sesuap nasi, agar anak anaknya bisa tidur dengan perut terisi. Aku bangga dilahirkan oleh wanita setangguh dirimu, wahai ibu.
Waktu demi waktu tak hentinya berjalan, hari berganti hari hingga bulan dan tahunpun turut ambil bagian. Ia berlalu membawa pergi kenangan, mendatangkan secercah harapan. Waktu yang tak mungkin diputar kembali, namun aku masih ingin kembali kepelukan ayah lagi.
Dan waktu yang terus aku sesali itu, kembali menunjukkan belas kasihnya untukku. Ia membawaku kepangkuan surga lagi, surga kedua yang aku kenali didunia ini. Sepasang suami istri berhati malaikat, yang jarang kutemui selain mereka.
Merekalah yang membimbingku agar menjadi manusia yang lebih baik, jujur, disiplin, kerja keras dan tanggung jawab. Mereka jugalah yang bekerja keras tanpa kenal lelah agar masa depanku cemerlang. Dan juga dari merekalah aku bisa merasakan kembali sosok sorang ayah yang sudah kudambakan selama belasan tahun.
Dan waktu yang terus aku sesali itu, kembali menunjukkan belas kasihnya untukku. Ia membawaku kepangkuan surga lagi, surga kedua yang aku kenali didunia ini. Sepasang suami istri berhati malaikat, yang jarang kutemui selain mereka.
Merekalah yang membimbingku agar menjadi manusia yang lebih baik, jujur, disiplin, kerja keras dan tanggung jawab. Mereka jugalah yang bekerja keras tanpa kenal lelah agar masa depanku cemerlang. Dan juga dari merekalah aku bisa merasakan kembali sosok sorang ayah yang sudah kudambakan selama belasan tahun.
Namun semua lagi lagi tentang waktu yang sudah dirancang oleh sang pemilik waktu, berlalu begitu cepat membawa pergi semua kenangan indah. Sosok ayah yang selalu dibutuhkan hadirnya kini pergi lagi karena waktunya yang telah habis untuk dunia ini.
Kepergiannya menyisakan tangis yang sama seperti dahulu dan dalam kegalauan ku bertanya : Mengapa ku selalu kehilangan sosok ayah, Tak pantaskah ku mendapatkan kasih sayang sorang ayah ? Tetapi dalam sadar ku bersyukur kepada tuhan karena mereka pergi meninggalkan dua bidadari tak bersayap yang selalu ada digaris terdepan ketika ku membutuhkan apapun. Tuhan.. jangan pernah hapus senyum diwajah mereka.
Kepergiannya menyisakan tangis yang sama seperti dahulu dan dalam kegalauan ku bertanya : Mengapa ku selalu kehilangan sosok ayah, Tak pantaskah ku mendapatkan kasih sayang sorang ayah ? Tetapi dalam sadar ku bersyukur kepada tuhan karena mereka pergi meninggalkan dua bidadari tak bersayap yang selalu ada digaris terdepan ketika ku membutuhkan apapun. Tuhan.. jangan pernah hapus senyum diwajah mereka.
Wahai kedua bidadariku ..
Terimakasih atas pengorbanan kalian selama ini yang belum bisa ku balas dan memang takkan mungkin terbalas, aku janji suatu saat nanti akan kubahagiakan kalian
Wahai kedua bidadariku ..
Ingin ku berikan sepatu untuk melindungi surga yang berada di telapak kaki kalian, walaupun terkadang kusadari kalau surga tak cuman ada ditelapak kaki, surga ada disegalanya tentang kalian, ibu.
Sekian dan Terima Kasih
Maaf ..baru pertama menulis
ReplyDeleteSehingga sangat diharapkan masukan baik berupa kritik maupun saran dari para pembaca.
Luar biasa...
ReplyDeleteTeruslah menulis sahabatku, pemula bukanlah alasan, semua yg benar berawal dari kesalahan...
Intinya tetaplah tekun...
Terimakasih sahabat atas segelas pujian dan sepiring motivasinya.
ReplyDeleteSyeeeediihhhhhhh, terharu ��
ReplyDeleteSemangat berkarya kak Mad��
Terima kasih bati..
ReplyDeleteLuar biasa ka
ReplyDeleteSaya kagum bacanya
Terus smngat menulis kak
Terima kasih kaka atas pujian dan motivasinya..
ReplyDeleteTrimakasih. .
ReplyDeleteHow to play online slots - DrmCD
ReplyDeleteSlot machines are the 파주 출장마사지 most popular of online slots in 성남 출장샵 the 고양 출장샵 world, but what's a free play mode? Read on and try out 남양주 출장마사지 some of the 익산 출장안마 best casino games.